Bahaya Sampah Pelastik.
Pencemaran akibat sampah pelastik di laut sangat memprihatinkan. sampah pelastik tidak mudah di urai sehingga dapat bertahan hingga ratusan tahun.
Polusi pelastik adalah salah satu ancaman terbesar yang dihadapi lautan kita saat ini, sangat penting bagi kita untuk memiliki keyakinan untuk membersihkannya.
Puing-puing sampah pelastik tersebut sebagian besar mengapung di beberapa meter pertama kolom air setiap tahunnya, membunuh ribuan burung laut, kura-kura, ikan paus, dan mamalia laut lainnya. beberapa hewan terjerat di dalamnya, yang lain mengira itu makanan. Pelastik mengganggu pencernaan dan menimbulkan malapetaka pada organ-organ tubuh mereka.
Pelastik Adalah Bahan Yang Tak Tergantikan.
Pelastik adalah bahan yang tak tergantikan yang merupakan pusat kehidupan kita, tetapi menjadi rumit ketika kita harus membuangnya, dunia tenggelam dalam pelastik.
Seorang artis Mandi Barker menumpulkan pelastik dipantai dan dilautan diseluruh dunia dan mamerkannya untuk menggambarkan apa yang tidak dapat kita lihat tetapi secara paradoks di laut dan disamudera kita yang jauh dari penglihatan kita hanya menemukan sejumlah kecil sampah pelastik yang kita hasilkan. Jadi apa yang terjadi di dasar laut, pelastik sudah masuk ke dalam kolom air menjadi serpihan kecil dan masuk ke dalam rantai makanan.
Seorang Pakar Oceanografi dari USA Kara Lavender Law mengatakan bahwa pelastik sekarang telah menjadi bagian integral dari lautan kita seperti algae dan plankton.
Apa yang terjadi dengan pelastik di dasar laut ?
Apakah pelastik sudah masuk ke dalam rantai makanan, apakah sudah hancur menjadi serpihan-serpihan kecil sehingga kita tidak dapat lagi melacaknya.
Para ilmuwan dari seluruh dunia sedang meniliti dan bertanya-tanya apakah hal ini merubah ekosistem tanpa kita dapat mengukur konsekuensinya.
SEA EDUCATION ASSOCIATION WOODS HOLE, USA
Di Massachusetts, USA Kara Lavender Law memimpin program pendidikan tentang navigasi dan oseanografi telah dilalui oleh dua kapal mereka di samudera atlantik dan samudera pasifik selama bertahun-tahun. Kara Lavender Law memiliki rangkaian sampel pelastik. Menurut penelitian terbaru, jumlah serpihan pelastik di permukaan bisa mencapai 50.000 miliar keping ditemukan di mana-mana, dariArktik hingga Antartika, melalui daerah tropis. keping-keping ini seringkali hampir tak terlihat karena sebagian besar keping-keping ini berukuran kurang dari 5 milimeter. kita juga tahu bahwa setengah dari keping-keping ini terkumpul diinti pusaran air. dari air yang terbentuk oleh arus laut.
Saat ini kita menemukan pusaran samudera, lima zona akumulasi Dua di Pasifik, Dua di Atlantik dan Satu di Samudera Hindia. Kita sering menyebutnya Benua Pelastik.
Ketika kami melihat jumlah total pelastik yang terkumpul di pusaran subtropis menemukan bahwa jumlahnya tetap, stabil, kami tidak melihat peningkatan yang sangat signifikan seperti yang kami harapkan. Kami tidak berpikir alasannya adalah karena kita sudah lebih baik dalam mendaur ulang atau lebih baik dalam menjaga pelastik kita agar tidak masuk ke laut, tetapi sebaliknya kita berpikir bahwa setelah pelastik mengambang disini selama bertahun-tahun, entah bagaimana ia akan hilang dari permukaan laut.
Penelitian terbarunya yang paling menyeluruh di zaman kita menemukan hingga 236.000 ton namun ini hanya 1 % jumlah sampah yang masuk ke dalam laut dalam satu tahun, jadi itu jumlah yang sangat kecil. hanya 1% pelastik yang ditemukan di laut.Untuk lebih memahaminya kita harus melihat skala produksi pelastik pada tahun 1950 adalah 1,5 juta ton per tahun.
Saat ini jumlahnya mendekati 300 juta ton per tahun. Jumlah pelastik yang mengapung di permukaan laut yang diperkirakan oleh Kara Law tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang seharusnya kita temukan.
Bahayanya adalah orang-orang berpikir “oh baiklah itu hilang begitu saja, itu bukan masalah karena itu tidak ada” padahal faktanya, ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui. Kita tidak tahu dimana itu berada. kita tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kita tidak tahu apakah itu memiliki dampak lain yang bahkan belum kita bayangkan.
Menemukannya mengetahui dimana pelastik berada telah menjadi perhatian utama untuk memahami dampak dan perannya dalama ekosistem, Namun kita harus mulai dari awal dengan menelusuri seberapa banyak pelastik yang masuk ke lautan kita. Meskipun pertanyaan ini telah diajukan sejak tahun 1970-an.
Jawaban pertama yang diberikan adalah pada tahun 2015 oleh Jenna Jambek seorang Insinyur yang mengkhususkan diri dalam pengelolaan limbah. Penelitiannya memakan waktu 3,5 tahun. kami mengamati 192 negara di dunia dengan garis pantai dan penyangga 50 kilometer di mana limbah mungkin masuk ke laut melalui pembuangan mereka, pencucian atau ditiup angin ke laut dan kemudian dari sana kami memperkirakan persentase pelastik yang tidak dikelola dengan baik.
Kami menghitung dan memperkirakan bahwa 8 juta metrik ton pelastik masuk ke laut pada tahun 2010 dari 275 juta ton sampah pelastik, 32 juta ton tidak dikelola dengan baik, baik dikubur, dibakar, atau didaur ulang dan dibuang. Dari 32 juta ton tersebut, 8 juta ton berakhir di laut.
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang skala masalah dan penunjukan hal tersebut dapat diselesaikan di daratan dengan pengelolaan sampah pelastik yang lebih baik. Menurut Jenna Jambek kalau kita tidak berbuat apa-apa 10 kali lipat lebih banyak pelastik akan masuk ke lautan kita di tahun 2025.
Sekali di laut sudah terlambat hampir mustahil untuk diambil kembali dan kita kehilangan jejaknya. Namun perburuan jejaknya bukan hal baru, sudah dimulai sekitar 20 tahun yang lalu.
Francois Galgani dia tidak hanya terkenal karena studinya tetapi juga karena komitmennya, berkat dia pelastik telah menjadi indikator ketika mengukur kualitas air di Uni Eropa.
Pada tahun 1992 Francois Gargani menciptakan sebuah proyek inovatif yang memeriksa dasar laut untuk pelastik di atas kapal selam (Submarine) legendaris. Kapal selam legendaris fotonya tersebar di seluruh dunia dan menjadi inspirasi untuk modelnya. Plastik dari tahun 1960an. Jadi kita tahu bahwa botol pelastik itu dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun di dasar laut, bahkan pada kedalaman itu. Salah satu alasannya adalah oksigen jauh lebih sedikit dan tidak ada cahaya sama sekali.
Jadi elemen-elemen yang biasanya mendukung penguraian tidak ada di dasar laut dalam sehingga pelastik tersebut jauh lebih lambat membusuk daripada di permukaan. Sama seperti anekdot, pilot kapal selam tahu kapan mereka berada di dasar laut karena mereka melihat plastik. Jadi ini adalah indikator zona tempat kita berada ketika kita berada di ngarai (lembah).
Apa yang terjadi adalah ngarai bekerja seperti saluran, jelas semua limbah cenderung tenggelam ke zona di mana tidak ada banyak arus dan menumpuk di sana. Itulah mengapa kami menemukan zona akumulasi yang dalam ini.