Tambak Udang
Penggunaan tambak untuk memelihara udang sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat petani ikan yang hidup di sepanjang pesisir pantai. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan tambak adalah menentukan lokasi yang paling memenuhi persyaratan untuk media pemeliharaan udang. Pemilihan lokasi tambak ini tidak hanya untuk menentukan kecocokan lahan sebagai m,edia pemeliharaan udang saja, tetapi juga untuk mendukung modifikasi udang tambak, tata letak tambak, pembuatan konstruksi tambak dan manajemen yang akan di terapkan (Afrianto dan liviawaty, 1991). Perencanaan tambak baik untuk tambak baru, rehabilitasi maupun renovasi memerlukan pertimbangan dan pemikiran terpadu.
Budidaya pertambakan yang diharapkan adalah budidaya yang berwawasan lingkungan. Dilokasi sekitar tambak terutama hutan mangrove yang secara umum sudah diketahui sangat besar yakni sebagai tanah petani yang melandai serta mengendapkan Lumpur dan menyerap air yang mengandung mineral (Murtijo, 1989).
Menurut Afrianto dan liviawaty( 1991 ), berpendapat bahwa kawasan hutan mangrove yang sering dijadikan lokasi tambak merupakan suatu wilayah peralihan antara habitat laut dan darat yang sangat bermanfaat sebagai dari bagian dari ekosistem pantai. Dengan demikian hutan mangrove mempunyai fungsi
sebagai pelindung bagi daratan terhadap erosis atau kerusakan yang ditimbulkan oleh arus dan gelombang laut maupun henbusan angina kencang. Peranan kawasan hutan mangrove sungguh-sungguh sangat vital, sehingga timbulnya kerusakan hutan tersebut akan sangat merugikan. Guna menjaga keseimbangan lingkungan dan melindungi areal pertambakan kawasan hutan mangrove yang harus selalu diperhatikan minimal sekitar 400m kearah barat (Direktorat Jenderal Perikanan, 1985) dalam (Afrianto dan Liviawati, 1991).
Perairan yang ditumbuhi hutan mangrove bagi kehidupan satwa air sangat esensial, karena lingkungan perairan berhutan mangrove merupakan tempat yang nyaman dan aman bagi ikan, udang dan satwa air lain. Lingkungan perairan hutan mangrove juga dapat menciptakan suasana lingkungan yang cocok. Perairan diolingkungan hutan mangrove kaya vitamin B12 yang sangat berguna bagi perkembangan phytoplankton yang menjadi makanan utama larva ikan dan udang.
Kerapatan hutan mangrove, ukuran pohon, dan sistem perakarannya merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenis alat berat yang digunakan, biaya pembukaan hutan, dan penggalian tanah untuk dijadikan tambak. Lokasi tambak yang memiliki kerapan vegetasi rendah dan pohon-pohon yang diameternya sedang, sangat baik untuk dijadikan tambak (Afrianto dan liviawaty, 1991).
Peranan hutan mangrove sangat penting, baik dalam menjaga kelestarian produksi ikan didearah pantai, maupun budidaya air payau. Oleh karena itu lingkungan hutan mangrove merupakan ekosistem yang harus selalu dijaga dan dipelihara. Dalam dinamikan budidaya pertambakan, sudah sewajarnya petani tambak atau calon investor ikut memikirkan dan berperan dalam menentukan sistem pengembangan dan pemamfaatan hutan mangrove yang serasi. Dengan demikian dalam pelaksanaannya nanti, banyak pihak tidak merasa dirugikan.
Penebangan hutan mangrove yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan akan sangat merugikan, yakni rusaknya wilayah pantai oleh erosi atau abrasi ombak dan meeresapnya air laut ke daratan, sehingga bahan pencemaran limbah perumahan dan limbah industri sulit di serap. Disamping itu penebangan hutan mangrove menggangu kehidupan ikan dan udang, karena dengan demikian mereka kehilangan tempat hidup yang nyaman. Akibat lebih lanjut ialah benih ikan dan udang semakin menyusut sehingga mengancam kelangsungan usaha pertambakan.
Begitu besarnya arti budidaya tambak yang berwawasan lingkungan maka sudah sewajarnya para petani tambak mengenal lebih dekat tanaman mangrove yang banyak membantu kenyamanan lingkungan tambak, selain ikut berperan serta menciptakan kultur pertambakan berciri khas Indonesia.
sebagai pelindung bagi daratan terhadap erosis atau kerusakan yang ditimbulkan oleh arus dan gelombang laut maupun henbusan angina kencang. Peranan kawasan hutan mangrove sungguh-sungguh sangat vital, sehingga timbulnya kerusakan hutan tersebut akan sangat merugikan. Guna menjaga keseimbangan lingkungan dan melindungi areal pertambakan kawasan hutan mangrove yang harus selalu diperhatikan minimal sekitar 400m kearah barat (Direktorat Jenderal Perikanan, 1985) dalam (Afrianto dan Liviawati, 1991).
Perairan yang ditumbuhi hutan mangrove bagi kehidupan satwa air sangat esensial, karena lingkungan perairan berhutan mangrove merupakan tempat yang nyaman dan aman bagi ikan, udang dan satwa air lain. Lingkungan perairan hutan mangrove juga dapat menciptakan suasana lingkungan yang cocok. Perairan diolingkungan hutan mangrove kaya vitamin B12 yang sangat berguna bagi perkembangan phytoplankton yang menjadi makanan utama larva ikan dan udang.
Kerapatan hutan mangrove, ukuran pohon, dan sistem perakarannya merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenis alat berat yang digunakan, biaya pembukaan hutan, dan penggalian tanah untuk dijadikan tambak. Lokasi tambak yang memiliki kerapan vegetasi rendah dan pohon-pohon yang diameternya sedang, sangat baik untuk dijadikan tambak (Afrianto dan liviawaty, 1991).
Peranan hutan mangrove sangat penting, baik dalam menjaga kelestarian produksi ikan didearah pantai, maupun budidaya air payau. Oleh karena itu lingkungan hutan mangrove merupakan ekosistem yang harus selalu dijaga dan dipelihara. Dalam dinamikan budidaya pertambakan, sudah sewajarnya petani tambak atau calon investor ikut memikirkan dan berperan dalam menentukan sistem pengembangan dan pemamfaatan hutan mangrove yang serasi. Dengan demikian dalam pelaksanaannya nanti, banyak pihak tidak merasa dirugikan.
Penebangan hutan mangrove yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan akan sangat merugikan, yakni rusaknya wilayah pantai oleh erosi atau abrasi ombak dan meeresapnya air laut ke daratan, sehingga bahan pencemaran limbah perumahan dan limbah industri sulit di serap. Disamping itu penebangan hutan mangrove menggangu kehidupan ikan dan udang, karena dengan demikian mereka kehilangan tempat hidup yang nyaman. Akibat lebih lanjut ialah benih ikan dan udang semakin menyusut sehingga mengancam kelangsungan usaha pertambakan.
Begitu besarnya arti budidaya tambak yang berwawasan lingkungan maka sudah sewajarnya para petani tambak mengenal lebih dekat tanaman mangrove yang banyak membantu kenyamanan lingkungan tambak, selain ikut berperan serta menciptakan kultur pertambakan berciri khas Indonesia.
Sumber-sumber pencemaran air dan pengaruhnya terhadap ekosistem laut di wilayah pesisir.
Masalah pencemaran lingkungan pesisir dan lautan telah banyak terjadi dimana-mana, terutama di Negara-negara berkembang dan yang sedang berkembang. Pencemaran tersebut disebabkan karena masuknya zat-zat asing kedalam lingkungan, sebagai akibat tidakan manusia, yang merubah sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis lingkungan (Ketchum, 1967 dan warren, 1971). Disamping tinfakan manusia, beberapa peristiwa alam diketahui juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan.
Pencemaran laut pesisir pada umumnya terjadi karena adanya pemusatan penduduk, pariwisata dan industrialisasi di daerah pesisir. Aktivitas-aktivitas tersebut baik langsung maupun tidak langsung (melalui limbah buanganya) sering mengganggu kehidupan di perairan laut di daerah pesisir.
Bahan-bahan pencemar juga diketahui mempengaruhi populasi ikan. Menurut ketchum (1971) pengaruh bahan pencemar terhadap ikan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berarti langsung mempengaruhi ikan yang terkena bahan pencemar tersebut. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang tidak langsung mematikan, pengaruh tersebut baru terasa atau ketahuan dalam waktu yang cukup lama. Pengaruh ini dapat lebih berbahaya daripada pengaruh langsung tersebut.
Limbah Domestik
Limbah domestik yang dimaksud disini adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk didalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestic mengandung sampah padat, yang berupa tinja, dan cair yang berasal dari limbah rumah tangga.
Menurut GESAMP (1976), limbah domestic umunya mempunyai lima sifat yaitu :
- Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus dalam jumlah banyak, sering terkontaminasi dalam kerng-kerangan dan area mandi di pesisir laut.
- Mengandung bahan organic dan padatan tersuspensi, sehingga BOD biasanya tinggi.
- Padatan yang mengendap di dasar perairan
- Kandungan unsure hara
- Mengandung bahan-bahan terapung, berupa bahan-bahan organic dan anorganik, dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspensi.
Berdasarkan sifat-sifat limbah domestic tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa limbah tersebut dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, rekreasi, budidaya laut, dan menurunkan amenitas (kenyamanan) umum lainnya.
Limbah Pertanian
Ada beberapa jenis limbah yang biasanya di hasilkan dari aktifitas pertanian, diantaranya adalah pengolahan tanah, pemupukan, dan pemberantasan hama. Untuk memperoleh hasil atau produksinya biasanya sebelum ditanami, tanah diolah terlebih dahulu seperti dicangkul atau dibajak. Praktek pengolahan tanah semacam ini biasanya menghasilkan limbah berupa partikel-partikel sediment yang ikut ke perairan umum. Demikian pula untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan mecegah serangan hama, tanaman tersebut di beri pupuk dan penyemprotan dengan pestisida.
Limbah Industri
Limbah industri termasuk sumber bahan pencemar, yang ada di perairan, termasuk perairan pesisir dan laut. Dalam banyak hal, limbah industri tersebut walaupun sudah diproses di IPAL (instalansi pengolah air limbah), kualitasnya masi jelek nilainya masih diatas baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan. Sehingga permasalahan lingkungan masih sering muncul di daerah industri.
Dalam beberapa kasus menunjukan bahwa limbah industri tidak atau sulit larut dalam air. Mereka cenderung mengapung di permukaan air. Beberapa diuantara limbah yersebut ada yang secara langsung meracuni kehidupan perairan atau secara tidak langsung yang merubah kualitas lingkungan seperti turunya oksigen terlarit untuk perombakan bahan-bahan organic. Untuk beberapa bahan mungkin menjadi bioakumulasi, sehingga permasalahanya sangat lama.
Berdasarkan sifat-sifat fisik, kimia air limbah, tingkah lakunnya diperairan penerima dan pengaruhnya terhadap organisme perairan, jenis limbah industri dapat dikelompokan menjadi lima macam yaitu :
- Bahan-bahan organic yang terlarut, termasuk bahan-bahan yang beracun, tahan urai dan dapat diurai secara biologis.
- Bahan-bahn anorganik, termasuk unsure-unsur hara
- Bahan-bahn organic yang tidak larut
- Bahan-bahn anorganik yang tidak larut dan
- Bahan-bahan radio aktif
Radioaktif
Radioaktif merupakan sumber pencemaran lingkungan laut lainya, seperti diketahui bahwa unsure-unsur kimia tertentu seperti radium, thorium, uranium, dan seterusnya mengandung radioaktif. Dilingkungan laut, ada sumber radioaktivitas alam yang disebabkan oleh unsur-unsur alam, yang merupakan pecahan dari uranium dan thorium. Bahan-bahan radioaktif terbuang ke lingkungan (akhirnya ke laut) melalui beberapa aktivitas, diantaranya adalah percobaan senjata nuklir, industri PLTN, industri yang memproduksi kembali bahan bakar dan limbah nuklir serta aktivitas-aktivits umum seperti pembakaran batubara.
Pada saat ini jumlah kandungan unsur-unsur radioaktif dilaut banyak yang bersal dari hasil percobaan senjata nuklir, namun dengan perkembangan pembangunan PLTN atau perusahaan pembrosesan kembali bahan baker nuklir kemungkinan jumlah kontaminasi radioaktiv di perairan laut semakin meningkat (Golberg, 1976).
Pemecah Gelombang (Breakwater)
Menurut Hanny (2006), Breakwater atau pemecah gelombang adalah sebuah bangunan yang dibangun di pantai sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai. Tujuan pembangunannya adalah untuk melindungi daerah labuh kapal dari akibat yang ditimbulkan oleh gelombang dalam ukuran tertentu.Pemecah gelombang kalau dilihat dari ketinggian, cuma akan berupa sebuah garis yang satu ujungnya ada di pantai dan ujung lainnya di tengah laut. Biasanya pemecah gelombang terdiri dari 2 garis lengkung yang membentuk busur. Di tengah busur itu ada bagian kecil yang terbuka. Itulah pintu masuk kapal menuju kolam pelabuhan. Pemecah gelombang menghadang gelombang yang datang ke arah pelabuhan. Dengan adanya pemecah gelombang, daerah kolam pelabuhan akan lebih tenang airnya. Kapal bisa bongkar muat dengan tenang tanpa terganggu gelombang yang besar.
Selain menahan gelombang, fungsi lainnya adalah menahan bahan endapan yang bergerak di dasar laut supaya tidak memasuki daerah kolam pelabuhan. Kapal memerlukan kedalaman tertentu untuk bisa bergerak dengan leluasa. Semakin besar kapal, semakin dalam kolam yang diperlukan.Kedalaman air di pelabuhan harus dijaga terus supaya berada pada titik tertentu sehingga kapal tetap dapat merapat ke dermaga. Pemecah gelombang ibarat perisai yang menahan serangan endapan. Kedalaman air di pelabuhan harus dijaga terus supaya berada pada titik tertentu sehingga kapal tetap dapat merapat ke dermaga. Pemecah gelombang ibarat perisai yang menahan serangan endapan. Hukum alam berlaku di mana-mana, aliran fluida selalu pintar mencari jalan. Dibendung di sebelah sini, maka cari jalan lain. Biasanya daerah di luar pelabuhan akan menerima limpahan endapan yang seharusnya untuk wilayah pelabuhan (Hanny, 2006).
Kegagalan fungsi konstruksi perlindungan pantai seperti pemecah ombak (break water) menunjukkan bahwa pada dasarnya sulit bagi kita untuk mengendalikan proses alami yang terjadi di pantai. Pantai seperti yang kita lihat adalah hasil kerja interaksi antara kekuatan hidrodinamika (hydrodynamic forcing) dan tanggapan morfodinamika (morphodynamic response). Kekuatan hidrodinamika yang bekerja pada pantai dan kawasan pesisir tidak lain adalah gerakan massa air atau arus laut. Tanggapan morfodinamika merupakan akibat dari aksi hidrodinamika terhadap konfigurasi dasar perairan dan butiran-butiran sedimen di pantai. Sedimen adalah bahan pembentuk pantai. Pantai berubah bentuknya karena sedimennya terpindahkan (Poerbandono, 2004).
Arus laut adalah agen utama yang bertanggung jawab memindahkan sedimen. Di perairan dangkal (kawasan pantai), arus laut dapat dibangkitkan oleh gelombang laut, pasut laut atau sampai tingkat tertentu angin. Dalam kajian dinamika pesisir, dikenal istilah: pantai yang didominasi gelombang (wave-dominated coast) dan pantai yang didominasi pasut (tide-dominated coast). Pantai yang didominasi gelombang cenderung memiliki profil pantai yang lebih curam, sementara pantai yang didominasi pasut, cenderung memiliki profil pantai yang lebih landai. Butiran sedimen di pantai yang didominasi pasut cenderung memiliki ukuran butir yang lebih halus, sementara di pantai yang didominasi gelombang cenderung memiliki butiran sedimen yang lebih kasar (Poerbandono, 2004).
Gelombang laut yang bekerja di kawasan pesisir umumnya dibangkitkan di laut lepas sebagai akibat interaksi antara angin dan permukaan laut. Perpindahan energi dari udara yang bergerak (angin) ke permukaan laut tersebut kemudian dirambatkan sebagai gelombang ke perairan dangkal. Di kawasan pesisir, gelombang “merasakan” kehadiran dasar perairan yang semakin dangkal yang menyebabkan terjadinya perlambatan kecepatan dan penaikan tinggi gelombang. Pada kondisi tertentu, tinggi gelombang melebihi nisbah kesetimbangan antara tinggi dan panjang gelombang. Ketidaksetimbangan ini yang menyebabkan gelombang pecah. Ketika gelombang pecah, massa air yang diangkut mengandung energi yang sangat besar untuk mengangkat dan memindahkan material sedimen di bawahnya dan mengempaskannya ke pantai. Jarang terjadi, pancaran gelombang (wave ray) mendekati pantai dalam arah yang tegak lurus. Gelombang biasanya mendekati pantai dengan kedudukan yang membentuk sudut terhadap garis pantai, sedemikian rupa, sehingga gelombang menjadi agen pembangkit arus sejajar pantai (longshore current) sebagai akibat dari pengangkutan massa air ke badan pantai (Poerbandono, 2004).
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.