izinperikanan.id

IZINPERIKANAN.ID

Tanzania Mengambil Langkah Pendekatan Kesehatan untuk Meningkatkan Keamanan Pangan dan Perdagangan

Tanzania telah mengambil langkah signifikan untuk memperkuat sistem keamanan pangan dan memperkuat peluang perdagangan dengan peluncuran resmi nama proyek “Memberdayakan Negara-negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah untuk Memanfaatkan Satu Kesehatan untuk Meningkatkan Keamanan Pangan dan Perdagangan yang Adil”

Proyek yang didanai oleh Republik Korea dan dilaksanakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) ini bertujuan untuk memberdayakan Tanzania dan negara-negara penerima manfaat lainnya untuk memanfaatkan pendekatan Satu Kesehatan untuk yang lebih holistik dan efektif.

Lokakarya awal, yang diadakan di Dar es Salaam, mempertemukan 20 pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, akademisi, dan organisasi terkait lainnya. Acara ini berfungsi sebagai platform untuk memperkenalkan proyek secara resmi, meninjau temuan utama dari Lokakarya Peringkat Risiko sebelumnya, dan memulai kegiatan proyek.

Pendekatan Holistik untuk Keamanan Pangan

Makanan dan air yang tidak aman menimbulkan tantangan kesehatan global yang signifikan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, yang menyebabkan penyakit, kematian, dan kerugian ekonomi. Pendekatan One Health mengakui keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan, menekankan bahwa keamanan pangan hanya dapat dicapai melalui pendekatan kolaboratif dan terintegrasi.

Proyek ini sejalan dengan filosofi ini, mengadvokasi strategi komprehensif yang mempertimbangkan seluruh sistem pangan, mulai dari produksi hingga konsumsi. Dengan mengatasi risiko keamanan pangan di berbagai tingkat dan melibatkan pemangku kepentingan yang beragam, Pemangku kepentingan yang beragam, proyek ini bertujuan untuk membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Tuan Mololo Noah, dari Kantor Perdana Menteri, menekankan pentingnya kemitraan lintas sektoral, dengan menyatakan, “Partisipasi kami dari Kantor Perdana Menteri Bagian Kesehatan, sebagai kantor koordinasi menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi masalah keamanan pangan di negara kita.

Proyek ini mempromosikan kemitraan, komunikasi, dan komitmen di antara kementerian sektor, lembaga akademik, dan pemangku kepentingan lainnya, memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke makanan yang aman.

Tujuan dan Kegiatan Proyek

Proyek yang berlangsung hingga 2028 ini berupaya memberdayakan negara-negara untuk membangun sistem pangan yang lebih aman, menjaga kesehatan masyarakat, dan meningkatkan peluang perdagangan yang adil melalui penguatan kapasitas analisis risiko.

Penilaian Risiko :

Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko keamanan pangan melalui pengujian laboratorium, surveilans dan analisis penyakit bawaan makanan, dan penerapan teknologi inovatif seperti pengurutan genom utuh.

Manajemen Risiko:

Mengembangkan dan menerapkan praktik terbaik, program pelatihan, dan teknologi untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi dan mempromosikan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan internasional.

Komunikasi Risiko:

Mendorong keterlibatan pemangku kepentingan, meningkatkan kesadaran tentang keamanan pangan, dan menyebarkan informasi yang relevan melalui berbagai saluran, termasuk platform online seperti partisipasi dalam Jaringan Otoritas Keamanan Pangan Internasional (INFOSAN).

Dengan mengadopsi pendekatan One Health dan mendorong kolaborasi multi-sektoral dalam upaya mereka untuk mengatasi keamanan pangan menggunakan kerangka analisis risiko, Tanzania siap untuk membuat langkah transformasi menuju masa depan pangan yang lebih aman dan berkelanjutan, menguntungkan warganya dan perannya di pasar perdagangan global

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

 

Kebijakan:

  1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
  2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
  3. Meningkatkan pengelolaan kebersihan dan pertamanan.

Langkah-langkah untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pencapaian kinerja sasaran yang terdiri dari 12 (dua belas) indikator yang dapat memperlihatkan tingkat capaian kinerja sasaran tersebut, secara umum dapat disimpulkan sangat berhasil mencapai 100%. Adapun indikator–indikator yang mewakili dan tingkat capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pemanfaatan buku flora dan fauna Kabupaten Sleman oleh pihak yang berkepentingan sebesar 100%.
  2. Sumberdaya alam hayati dan non hayati terjaga kelestariannya sebesar 100%.
  3. Menurunnya sumber pencemaran sungai sasaran prokasih sebesar 100%.
  4. Meningkatnya penegakan hukum lingkungan sebesar 100%.
  5. Pemanfaatan laporan hasil pengujian sebesar 100%.
  6. Tingkat penyelesaian rekomendasi atas dokumen AMDAL dan UKL/UPL sebesar 100%.
  7. Tersedianya data hasil pemantauan kegiatan wajib AMDAL, UKL/UPL atau SPPL sebesar 100%.
  8. Meningkatnya ketaatan peraturan bagi usaha wajib AMDAL, UKLUPL atau SPPL sebesar 100%.
  9. Meningkatnya pengetahuan kader dan peran kader dalam mengelola lingkungan hidup sebesar 100%.
  10. Terpilihnya prestator di bidang lingkungan hidup sebesar 100%.
  11. Pemanfaatan buku oleh lembaga pemerintah sebesar 100%.
  12. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sebesar 100%.

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas prasarana dan sarana perumahan dan permukiman ditempuh dengan beberapa kebijakan yaitu:

  1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidupnya.
  2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
  3. Meningkatkan pengelolaan kebersihan dan pertamanan.

Keberhasilan capaian sasaran tersebut antara lain pada pengembangan kualitas lingkungan hidup diupayakan untuk meningkat, yang dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut:

  1. Pemanfaatan buku flora dan fauna Kabupaten Sleman oleh pihak yang berkepentingan mencapai 100% dari target 25% tercapai 25 % secara fisik buku telah dimanfaatkan oleh 25 sekolah yang mengikuti.
  2. Lomba cerdas cermat lingkungan hidup tingkat SLTP dan SLTA .
  3. Sumberdaya alam hayati dan non hayati terjaga kelestariannya tercapai 100% dari target 5% tercapai 5 % dengan adanya bantuan stimulan pembuatan kebun koleksi salak dan penangkaran fauna yang dilindungi dan SPAH di 5 lokasi.
  4. Menurunnya sumber pencemaran sungai sasaran prokasih dapat dicapai 100%, dari target 25% tercapai 25 % secara fisik terjadi penurunan pencemaran sungai di Sungai Code,Winongo dan Gajahwong karena benih ikan yang dibantukan sebanyak 6.000 bibit ikan dapat berkembang biak.
  5. Meningkatnya penegakan hukum lingkungan dengan capaian 100% daritarget 20% tercapai 20% dengan terselesaikannya penanganan kasus sebanyak 26 kasus ( 100%) .
  6. Pemanfaatan laporan hasil pengujian mencapai 100% dari target 25% tercapai 25 % laporan dimanfaatkan oleh Instansi pemerintah, Masyarakat, Investor.
  7. Tingkat penyelesaian rekomendasi atas dokumen AMDAL dan UKL/UPL mencapai 100% dari target 40% tercapai 40% secara fisik yang mengajukan dokumen AMDAL 6 dokumen dan UKL/UPL 30 dokumen direkomendasikan sebanyak 6 dokumen AMDAL dan 30 dokumen UKL/UPL.
  8. Meningkatnya ketaatan peraturan bagi usaha wajib AMDAL, UKL-UPL atau SPPL mencapai 100% dari target 100% tercapai 100% dari usaha wajib AMDAL, UKL-UPL sebanyak 58 usaha yang telah memenuhi syarat sebanyak 58 usaha.
  9. Meningkatnya pengetahuan kader dan peran kader dalam mengelola lingkungan hidup mencapai 100%, dari target 50% tercapai 50% peningkatan pengetahuan kader sebanyak 80 orang melalui pelatihan kader sebanyak 2 kali.
  10. Terpilihnya prestator di bidang lingkungan hidup mencapai 100% dari target 18 Prestator terealisasi 18 Prestator.
  11.  Pemanfaatan buku oleh lembaga pemerintah mencapai 100%, dari target 100% tercapai 100% , buku basis data dan buku laporan status LHD telah dimanfaatkan oleh Instansi terkait di Lingkungan pemerintah Kabupaten Sleman.
  12. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan mencapai 100% dari target 270 orang terealisasi 270 orang.
  13. Melalui sosialisasi peraturan bidang lingkungan hidup kepada 270 orang sebanyak 1 kali (100%).

Adapun kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Perlindungan SDA hayati dan non hayati.
  2. Penanganan kasus, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
  3. Pengujian kualitas tanah, air, udara dan kandungan pestisida serta emisi gas buang.
  4. Pemantauan, pembinaan dan penilaian usaha wajib dan tidak wajib AMDAL, UKL/UPL.
  5. Pelatihan kader lingkungan dan pembentukan forum komunikasi lingkungan.
  6. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) 2005.
  7. Sosialisasi Perundang-undangan bidang Lingkungan Hidup.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya kualitas Lingkungan Hidup yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.

Hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengendalian lingkungan hidup di Kabupaten Sleman antara lain:

  1. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih perlu ditingkatkan utamanya pada pelaku usaha kecil dan menengah.
  2. Penegakan hukum lingkungan yang masih lemah.
  3. Pemahaman konsep pembangunan berwawasan lingkungan belum sinkron bagi seluruh stakeholder
  4. Masih banyaknya masyarakat yang memiliki kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, sehingga mengakibatkan kesulitan untuk pengelolaan sampah pada tahapan berikutnya.
  5. Prasarana dan sarana pengelolaan sampah tidak seimbang dengan produksi sampah yang dihasilkan masyarakat.

Strategi pemecahan masalah

  1. Pemantauan pelaksanaan dukumen UKL- UPL.
  2. Peningkatan Penegakan Hukum Lingkungan.
  3. Mensosialiasikan konsep pembangunan berwawasan lingkungan bagi seluruh stakeholder.
  4. Menyediakan fasilitas pembuangan sampah ditempat-tempat umum.
  5. Peningkatan pengolahan sampah menjadi produk yang bermanfaat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Menentukan Tempat Lokasi Wisata Bahari Dengan Citra Satelit

Lewat bantuan citra satelit sangat membantu untuk menentukan lokasi pengembangan wisata bahari di suatu daerah.

Sebagai salah satu negara kepulauan Indonesia jelas dikaruniai sumber daya laut yang begitu besar. Potensi dari sumber daya alamnya, khususnya yang ada di laut sangat besar, mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan selama ini. Hal itu disebabkan masih banyak potensi sumber daya laut yang dimiliki belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, bahkan ada diantaranya yang belum tergali atau teridentifikasi.

 

Untuk itu sebagai salah satu ikhtiar untuk mendapatkan informasi mengenai sumberdaya alamnya adalah denganmenggunakan teknologi penginderaan jarak jauh. Ini sebenarnya merupakan teknologi penginderaan yang memanfaatkan citra (informasi data) satelit dan menggabungkannya dengan Sistem Informasi Geografis. Lewat bantuan inderaja ini dimungkinkan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari.

Salah satu satelit yang dapat digunakan untuk penginderaan jarak jauh adalah satelit Landsat 7 ETM. Satelit ini mampu memberikan data yang akurat mengenai potensi sebuah kawasan untuk dijadikan obyek wisata bahari. Dalam menentukan kawasan untuk obyek wisata bahari memerlukan analisa yang mempertimbangan beberapa parameter. Diantaranya kecerahan perairan, tutupan (kondisi) terumbu karang, keanekaragaman jenis karang dan biota laut lainnya yang hidup disekitar terumbu karang tersebut, kedalaman dasar periaran serta kecepatan arus.

Memang tidak semua parameter itu dapat diukur melalui penginderaan jarak jauh. Parameter yang dapat diukur menurut Bambang Trisakti mewakili para peneliti Inderaja dari BRIN adalah kecerahan peraiaran, sebaran atau tutupan terumbu karang dan kedalaman perairan. Walupun begitu, ketiga parameter tadi merupakan parameter yang berpengaruh sangat besar dalam menentukan zona potensi kawasan wisata bahari.

Sebagai contoh perairan yang jernih akan sangat menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Di perairan yang jernih tentunya akan memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan panorama yang ada di bawah air. Kecerahan juga merupakan indikasi bahwa di kawasan periaran tersebut ekosistem terumbu karangnya hidup dengan baik. Parameter kedalaman perairan dibutuhkan untuk segi keselamatan para wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

Salah satu teknik untuk menentukan lokasi yang strategis untuk membangun obyek wisata bahari. BRIN melalui bantuan citra satelit Landsat 7 ETM, yang menggunakan resolusi spasial 30 m. Wilayah kajian dari peneilitian BRIN ini adalah kawasan perairan sekitar provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pertama-tama data citra satelit yang telah didapat dikoreksi ketelitian geometriknya. Ini dilakukan untuk menghilangkan kesalahan posisi yang dibuat oleh satelit. Lalu dilanjutkan dengan koreksi radiometrik, yakni untuk mengeliminisasi gangguan yang terjadi pada lapisan atmosfir. Setelah itu dilakukan proses penggabungan citra dan klasifikasi menjadi wilayah laut, darat dan awan. Tahap selanjutnya adalah citra wilayah laut itu dikonversi menjadi beberapa parameter fisik yang diperlukan menggunakan formula yang sudah teruji pada penelitian sebelumnya.

Tingkat kecerahan perairan diidentifikasi dengan menggunakan kanal visible biru yang mempunyai kemampuan terbesar untuk menembus kolom air. Kegiatan pariwisata bahari, khususnya menyelam dan snorkeling sangat membutuhkan tingkat kecerahan yang tinggi mencapai lebih dari 10 meter. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut bertujuan untuk menikmati keindahan panorama yang terdapat di bawah permukaan air.

Berdasarkan tingkat kecerahan perairan yang diperoleh dari data citra, diketahui bahwa nilai kecerahan rat-rata perairan NTB berkisar antara 8 -13 meter. Sedangkan berdasarkan standar baku mutu air maka tingkat kecerahan perairan NTB tergolong dalam tingkat yang diinginkan, artinya memiliki kualitas air yang baik. Perairan dengan kecerahan yang rendah menandakan kualitas airnya kurang baik dengan tingkat bahan organik terlarut atau tingkat sedimentasi yang sangat tinggi.

Ekosistem terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagi pelindung ekosistem pesisir, penyedia nutrient, tempat pemijahan dan berkembang bagi berbagai biota laut. Dari segi estitika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan pemandangan yang sangat indah yang jarang dapat ditandingi oleh ekosistem laut lainnya. Oleh karena itu taman laut yang terdapat di pulau atau pantai yang mempunyai terumbu karang merupakan obyek pariwisata yang sangat terkenal, seperti pantai Bunaken di Sulawesi Utara.

Kenampakan terumbu karang dapat diperoleh dari citra Landsat dengan menggunakan kombinasi kanal visible dan infra merah, kemudian dapat diklasifikasi secara lebih detail dengan model transformasi Lyzengga. Apabila di bawah permukaan air suatu pulau terdapat terumbu karangnya maka akan tampak teridentifikasi pada citra komposit RGB 542 dengan warna biru terang.

Dalam penetuan zona pariwisata bahari, kedalaman perairan mempunyai bobot yang lebih kecil dibandingkan parameter lainnya. Hal ini dikarenakan faktor kedalaman tidak membatasi secara mutlak parameter lainnya. Sebagai gambaran, kedalaman perairan meskipun merupakan faktor yang yang membatasi pertumbuhan terumbu karang, tetapi pada perairan yang jernih dan kondisi lingkungannya yang memungkinkan, terumbu karang dapat hidup sampai kedalaman 50 meter. Mengukur kedalaman perairan diperoleh dengan cara digitasi titik kedalaman dari peta bathimetri untuk seluruh wilayah NTB, kemudian melakukan proses interpolasi dan pembuatan kontur.

Untuk langkah berikutnya adalah mempertimbangkan beberapa aspek yang perlu diperhatikan bila daerah tersebut ingin dikembangkan sebagi lokasi pariwisata bahari. Aspek tersebut meliputi jalur hijau pantai, fenomena alam yang berdampak pada wilayah pesisir, daya dukung sarana/prasarana yang tersedia, dan pencemaran perairan.

Jalur hijau pantai yag dimaksud adalah upaya melestarikan keberadaan mangrove sebagai penyangga keseimbangan ekosistem wilayah pesisir. Karena hutan mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi pantai dan tempat pemijahan, pembesaran dan tempat mencari makan berbagai macam biota laut. Pengembangan kegiatan pariwisata bahari di sekitar wilayah hutan mangrove seringkali berdampak terhadap kerusakan hutan-hutan mangrove, sehingga mengakibatkan hilangnya pelindung pantai dan tempat/habitat biota laut dipesisir pantai.

Hasil citra satelit tersebut menunjukkan bahwa Provinsi NTB mempunyai daerah potensi pariwisata bahari yang sangat besar dengan kondisi yang masih terjaga kelestariannya. Namun demikian informasi tersebut masih merupakan tahap awal, pelaksanaan selanjutnya masih memerlukan perencanaan yang rinci sesuai dengan kondisi tiap-tiap lokasi untuk menjamin keseimbangan lingkungan serta kelestarian obyek wisata tersebut.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Salmonella Dalam Susu Formula Bayi Dari Prancis Ke 13 Negara mengandung salmonella agona.

Dikutip dari EFSA Jurnal  Publikasi 23 Januari 2018

Wabah infeksi Salmonella Agona di multi-negara terkait dengan susu formula bayi telah berlangsung di Prancis sejak Agustus 2017. Pada 11 Januari 2018, wabah telah mempengaruhi 39 bayi (anak-anak <1 tahun) : 37 di Prancis, satu di Spanyol dikonfirmasi dengan pengurutan genom utuh (WGS) dan satu di Yunani, dianggap terkait dengan peristiwa ini berdasarkan adanya karakteristik biokimia yang langka dari isolat.

Tanggal timbulnya gejala untuk kasus terbaru adalah 2 Desember 2017. Bukti yang tersedia dari investigasi epidemiologi pada manusia dan investigasi ketertelusuran dalam makanan mengidentifikasi tujuh merek susu formula bayi yang berbeda dari satu perusahaan pengolahan di Prancis sebagai kendaraan infeksi. Setelah menerima pemberitahuan pertama pada 2 Desember 2017 tentang jumlah kasus S. Agona yang tidak biasa di Prancis, pihak berwenang Prancis melakukan penyelidikan di pabrik yang terlibat.

Pada tanggal 4 Desember 2017, mereka memberi tahu Sistem Peringatan Cepat untuk Pangan dan Pakan (RASFF) setelah mengonfirmasi bahwa beberapa produk yang terkena dampak telah diekspor ke negara lain.

Setelah dilakukan investigasi di perusahaan pengolahan, semua produk yang diproduksi sejak 15 Februari 2017, termasuk produk selain susu formula bayi, telah ditarik kembali dan/atau ditarik, sebagai tindakan pencegahan. Otoritas kompeten Perancis sedang memverifikasi bahwa tindakan yang diambil oleh perusahaan pengolahan dalam menanggapi peristiwa ini telah memadai dan tepat. Pada tanggal 15 Januari 2018, produk yang ditarik kembali telah didistribusikan ke 13 Uni Eropa. Negara (Belgia, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Irlandia, Belanda, Rumania, Slovenia, Slovakia, Spanyol, dan Inggris) dan ke 54 negara ketiga. Sebagian besar batch yang terlibat dalam penyelidikan belum melewati tanggal kedaluwarsa.

Namun, tindakan penarikan dan/atau penarikan kembali secara luas, larangan ekspor dan penangguhan distribusi pasar batch ini, diterapkan sejak awal Desember 2017 oleh otoritas kompeten Perancis dan perusahaan pengolahan A, kemungkinan besar akan mengurangi risiko penularan pada manusia secara signifikan. Namun, masih ada kemungkinan bahwa kasus-kasus baru dapat terdeteksi. Negara ketiga tempat produk yang ditarik kembali didistribusikan telah diberitahu oleh RASFF melalui INFOSAN.

ECDC menawarkan layanan WGS kepada negara-negara UE/EEA yang tidak memiliki kapasitas untuk melakukan pengurutan dan analisis secara tepat waktu sebagai bagian dari penyelidikan ini. Analisis WGS multi-negara sedang dilakukan di Institut Pasteur.

 

Salmonella adalah sekelompok bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri.Penyakit akibat infeksi Salmonella dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut, demam, diare, hingga kram pada perut.

Bakteri Salmonella banyak ditemukan pada makanan yang dimasak kurang matang atau tidak dicuci sampai bersih, air minum yang tidak bersih, dan tempat pembuangan limbah yang tidak layak. Itulah sebabnya, masyarakat selalu disarankan untuk mencuci buah dan sayur sampai bersih, memasak makanan hingga benar-benar matang, dan minum air bersih.

Salmonella Agona adalah genus anaerobik fakultatif, berbentuk batang, gram negatif. Lebih dari 2600 serotipe yang termasuk dalam infeksi berkembang sebagai gastroenteritis yang sembuh sendiri, dan pengobatan antibiotik hanya diperlukan pada kasus berat yang berhubungan dengan pasien dengan gangguan kekebalan tubuh atau mereka yang berada pada usia ekstrem seperti bayi.

Oleh karena itu, munculnya strain yang resistan terhadap β-laktam dan sefalosporin merupakan masalah kesehatan masyarakat dan keamanan pangan yang relevan (menunjukkan sifat virulensi) yang memainkan peran penting dalam infeksi sistemik , seperti pulau patogenisitas , gen invasi dan adhesi, dan enterotoksin.

 

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Exit mobile version